Ivor K. Davis dalam Rusman (2012: 229) menyatakan
bahwa:
Salah satu
kecendrungan yang sering dilupakan yaitu melupakan bahwa hakikat pembelajaran
adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Guru dituntut dapat memilih
model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif
ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa
(penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Tan dalam Rusman (2012: 229) menyatakan bahwa:
PBM
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa
betul–betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Arends dalam Supinah (2010: 17) mengemukakan bahwa “PBM merupakan model pembelajaran yang
bertujuan merangsang terjadinya proses berpikir tingkat tinggi dalam situasi
yang berorientasi masalah”. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa model PBM berbeda
dengan model pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada
presentasi ide-ide atau demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model
pembelajaran ini adalah menyajikan masalah.
Walaupun
peran guru pada pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan
sesuatu hal kepada siswa, namun yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing
dan fasilitator sehingga siswa belajar memecahkan masalah oleh mereka sendiri.
Pada model PBM, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga
pembelajar (siswa) tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan
masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.
Model
PBM ini digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dengan
situasi berorientasi pada masalah. Dengan model ini, siswa dapat berpikir
kritis dan lebih kreatif dalam belajar. Dengan membuat permasalahan sebagai
tumpuan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan
pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan.
Dengan
kata lain model PBM adalah suatu model pembelajaran yang didalamnya terdapat
serangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam pembelajaran ini masalah yang
dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok
sehingga memberi pengalaman–pengalaman beragam pada siswa yang berhubungan
dengan pemecahan masalah seperti hipotesis, merancang percobaan, melakukan
penyelidikan, pengumpulan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Pierce dan Jones dalam Rusman
(2012: 242) mengemukakan bahwa:
Kejadian –
kejadian yang harus muncul dalam implementasi PBM adalah:
1.
Keterlibatan
(engagement):
Mempersiapkan siswa untuk berperan sebagai pemecah
masalah dengan bekerja sama,
2.
Inquiry dan investigasi: Mengeksplorasi dan mendistribusikan informasi
3.
Performansi
: Menyajikan temuan
4.
Tanya
jawab : Menguji keakuratan dari solusi,
5.
Refleksi
terhadap pemecahan masalah.
Langkah – langkah model PBM menurut Ibrahim dan Nur dalam
Rusman
(2012: 243) :
Tabel II.1 Langkah-Langkah
Model
PBM
Fase
|
Indikator
|
Perilaku
Guru
|
1.
|
Orientasi siswa pada masalah
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
|
2.
|
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
|
3.
|
Membimbing
pengalaman individual / kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
|
4.
|
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
|
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai, seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
|
5.
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
|
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
|
Sumber : Rusman
(2012: 243)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar