Welcome to my blog:),,I Hope You All Like My Blog :)

Jumat, 22 Agustus 2014

Model Pembelajaran Berbasis Masalah



Ivor K. Davis dalam Rusman (2012: 229) menyatakan bahwa:
Salah satu kecendrungan yang sering dilupakan yaitu melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Tan dalam Rusman (2012: 229) menyatakan bahwa:
PBM merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul–betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Arends dalam Supinah (2010: 17) mengemukakan bahwa PBM merupakan model pembelajaran yang bertujuan merangsang terjadinya proses berpikir tingkat tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model PBM berbeda dengan model pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada presentasi ide-ide atau demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah menyajikan masalah.
Walaupun peran guru pada pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Pada model PBM, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar (siswa) tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.
Model PBM ini digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah. Dengan model ini, siswa dapat berpikir kritis dan lebih kreatif dalam belajar. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan.
Dengan kata lain model PBM adalah suatu model pembelajaran yang didalamnya terdapat serangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam pembelajaran ini masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga memberi pengalaman–pengalaman beragam pada siswa yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, pengumpulan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Pierce dan Jones dalam Rusman (2012: 242) mengemukakan bahwa:
Kejadian – kejadian yang harus muncul dalam implementasi PBM adalah:
1.    Keterlibatan (engagement): Mempersiapkan siswa untuk berperan   sebagai pemecah masalah dengan bekerja sama,
2.    Inquiry dan investigasi: Mengeksplorasi dan mendistribusikan informasi
3.    Performansi : Menyajikan temuan
4.    Tanya jawab : Menguji keakuratan dari solusi,
5.    Refleksi terhadap pemecahan masalah.

Langkah – langkah model PBM menurut Ibrahim dan Nur dalam Rusman                                (2012: 243) :
Tabel II.1 Langkah-Langkah Model PBM
Fase
Indikator
Perilaku Guru
1.
Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
2.
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3.
Membimbing pengalaman individual / kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Sumber : Rusman (2012: 243)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar