Welcome to my blog:),,I Hope You All Like My Blog :)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan).
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.    Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.    Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.    Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Taksonomi Bloom dalam klasifikasi aspek kognitif mengalami revisi dari Taksonomi Bloom versi lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Klasifikasi Bloom dalam aspek kognitif versi lama memiliki 6 level mulai dari C1 sampai level C6 yaitu :
C1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. “Aspek pengetahuan menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya” (Suherman, dkk., 2001). Informasi-informasi yang dimaksud disini berkaitan dengan simbol-simbol maematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.. Secara terinci, jenjang pengetahuan ini mencakup hal – hal seperti berikut ini :
1.1     Pengetahuan tentang fakta yang spesifik. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengingat kembali materi yang mirip sama dengan materi yang telah dipelajarinya dalam kegiatan belajar mengajar. Missal, diberikan beberapa bilangan cacah dan bukan bilangan cacah, siswa ( kelas I SMP ) dapat memilih bilangan yang bukan anggota bilangan cacah.
1.2     Pengetahuan tentang terminology. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengingat kembali istilah – istilah atau symbol – symbol yang berkenaan dengan konsep matematika. Missal, siswa dapat mengingat kembali definisi himpunan kosong.
1.3     Kemampuan untuk mengerjakan algoritma ( manipulasi ) rutin. 
C2. Pemahaman
“Aspek pemahaman adalah tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu” (Suherman, dkk., 2001). Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkan dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya. Secara teperinci, jenjang kognitif tahap pemahaman ini mencakup hal – hal berikut :
2.1     Pemahaman konsep. Suatu konsep terbentuk dari komponen konsep, dan komponen ini merupakan suatu fakta yang spesifik. Dengan demikian suatu konsep dapat dipandang sebagai kumpulan fakta spesifik yang saling terkait secara fungsional. Misal, siswa dapat mengurutkan bilangan rasional, dari yang terkecil ke yang terbesar.
2.2     Pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi. Soal – soal yang berkenaan dengan aspek ini berkenaan dengan hubungan antara konsep dan elemennya. Missal, siswa dapat menentukan sifat yang berlaku pada suatu pecahan.
2.3     Pemahaman terhadap struktur matematika. Soal yang berkenaan dengan jenjang kognitif ini menuntut siswa untuk memahami tentang sifat – sifat dasar dalam struktur matematika. Missal, dengan menggunakan sifat distributive, siswa dapat mencari nilai dari variable dalam suatu persamaan.
2.4     Kemampuan untuk membuat transformasi. Kemampuan ini dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk mengubah suatu bentuk matematika tertentu menjadi bentuk lainnya. Missal, siswa dapat mengubah bentuk pecahan biasa menjadi pecahan decimal.
2.5     Kemampuan untuk mengikuti pola berpikir. Matematika kebanyakan disajikan secara deduktif formal. Kemampuan untuk dapat mengikutinya disebut kemampuan mengikuti pola berpikir matematik. Missal, jika ditentukan dua segitiga sama kaki berimpit alasnya, siswa dapat membuktikan bahwa selisih antar sudut – sudut alasnya sama.
2.6     Kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan masalah social atau data matematika. Missal, siswa dapat mengubah susatu permasalahan ke dalam bentuk matematika serta menentukan penyelesaiannya.
C3. Penerapan atau Aplikasi
Menerapkan aplikasi ke dalam situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Pada aplikasi ini siswa dituntun memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abseksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar. Secara teperinci, jenjang kognitif tahap penerapan ini mencakup hal – hal berikut :
3.1     Kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin. Masalah rutin adalah masalah atau soal yang materinya sejenis dengan bahan pelajaran, begitupun cara penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan sebuah bilangan dalam basis 7 yang merupakan bilangan prima ganjil.
3.2     Kemampuan untuk membandingkan. Soal yang masuk ke dalam tahap ini menuntut siswa untuk dapat menentukan hubungan antara dua kelompok informasi atau lebih kemudian memberikan penialian berupa keputusan. Perhitungan bisa digunakan dan pengetahuan yang relevan biasanya diperlukan. Kemampuan penalaran dan berpikir logic sangat diperlukan. Missal, diberikan beberapa buah data, siswa dapat menentukan data terbesar dan rata – ratanya.
3.3     Kemampuan untuk menganalisis data. Kemampuan ini melibatkan kemampuan membaca, mengumpulkan, menginterpretasikan, dan memanipulasi informasi. Kemampuan lainnya adalah menilai suatu permasalahan ke dalam bagian – bagian sehingga dapat dibedakan antara informasi yang relevan dengan yang tidak relevan, serta mampu untuk mengaitkan setiap sub masalah. Missal, siswa dapat mengidentifikasi dan mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi.
3.4     Kemampuan mengenal pola, isomorfisme, dan simetri. Kemapuan ini melibatkan kemampuan mengingat kembali informasi yang relevan, mentransformasi, komponen – komponen masalah, memanipulasi data dan mengenal hubungan. Missal, ditentukan sebuah kesamaan dengan beberapa variable, siswa dapat mencari nilai salah satu variabelnya dinyatakan ndengan variable lain.


C4. Analisis
Dalam analisis, seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. Tahap analisis ini dibagi menjadi 3, yaitu :
4.1     Analisis terhadap elemen. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi unsure – unsure yang terkandung dalam suatu hubungan. Missal, dengan menggunakan suatu konsep pemfaktoran siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian suatu persamaan eksponen.
4.2     Analisis Hubungan. Dalam hal ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengecek ketepatan hubungan dan interaksi antara unsure – unsure dalam soal, kemudian  membuat keputusan sebagai penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan nilai variable dari suatu persamaan kuadrat.
4.3     Analisis tehadap aturan. Hal ini dimaksudkan sebagai analisis tentang pengorganisasian, sistematika dan struktur yang ada hubungannya satu sama lain.
C5. Sintesis
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Tahap sintesis ini dibagi menjadi 2, yaitu :
5.1     Kemampuan untuk menemukan hubungan. Soal – soal yang berkenaan dengan tahap ini berupa kemampuan siswa untuk menyusun kembali elemen – elemen masalah dan merumuskan suatu hubungan dengan penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan letak suatu tempat dari tempat tertentu dengan menggunakan perbandingan.
5.2     Kemampuan untuk menyusun pembuktian. Perlu diketahui bahwa membuktikan bukan berarti memberi contoh, meskipun contoh itu sebanyak – banyaknya. Jadi membuktikan tidak boleh melalui contoh, pembuktian matematika sifatnya harus berlaku umum ( deduktif formal ) setelah itu untuk memperjelas bisa diberikan contoh.
C6. Evaluasi (C6)
Seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkam suatu kriteria tertentu. Tahap evaluasi  ini dibagi menjadi 2, yaitu :
6.1     Kemampaun untuk mengkritik pembuktian. Hal ini berupa kemampuan siswa untuk memberi komentar, mengupas, menambah, mengurangi, atau menyusun kembali suatu pembuktian matematika yang telah dipelajarinya.
6.2     Kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi. Tahap ini sejalan dengan tahap analisis, tetapi lebih kompleks. Dalam tahap ini, siswa dituntut untuk merumuskan dan memvalidasi suatu hubungan. Dalam hal ini, ia bisa diminta menemukan dan membuktikan pernyataan matematika atau menentukan suatu algoritma dan membuktikannya.
Konsep taksonomi Bloom seperti yang telah disebutkan di atas, telah mengalami revisi atau perbaikan. Pada dasarnya, masing-masing kategori tetap disusun secara hirarki dari urutan terendah ke urutan yang lebih tinggi, dari C1 hingga C6. Taksonomi Bloom yang telah mengalami revisi adalah sebagai berikut:
C1. Mengingat (Remember)
Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka panjang. Adapun proses dalam ranah kognitif ini adalah :
1.1     Mengenali (recognizing) atau mengidentifikasi : menemukan pengetahuan dari ingatan jangka panjang yang sesuai dengan materi yang disajikan (misalnya: mengenali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
1.2     Mengingat (recalling) atau menemukan kembali : menemukan hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari ingatan jangka panjang (misalnya: mengingat kembali hari-hari penting dalam sejarah Amerika)

C2. Memahami (Understand)
Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar. Adapun proses dalam ranah kognitif tingkat ini meliputi:

2.1     Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/ menggambarkan ulang : mengubah dari satu bentuk gambaran (misal: angka) ke bentuk lain (misal: kalimat) (misalnya: menafsirkan hal penting yang disampaikan dan ditulis)
2.2     Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan : menemukan contoh yang sesuai dan cocok atau mengilustrasikan suatu konsep (misal: memberi contoh macam-macam gaya menggambar artistik)
2.3     Mengklasifikasi (Classifying) atau mengelompokkan : menentukan konsep yang ada pada suatu materi atau kategori (misal : klasifikasi atau menentukan  apakah kasus kelainan jiwa akan diobservasi atau dideskripsikan)
2.4     Meringkas (summarizing) : meringkas suatu bagian yang umum atau poin-poin utama dari suatu tema (misal: menulis ringkasan singkat dari kejadian-kejadian dalam bentuk gambar yang direkam)
2.5     Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau memprediksi: menggambarkan kesimpulan secara nyata dari informasi yang disajikan (misal: mempelajari bahasa luar, menduga atau mengambil kesimpulan mengenai tata bahasa dari contoh yang disajikan)
2.6     Membandingkan (compairing) atau memetakan dan mencocokkan : mendeteksi atau mencari kesesuaian antara dua ide, objek dan hal-hal yang serupa (misal: membandingkan kejadian-kejadian bersejarah dengan keadaan masa kini)
2.7     Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model : membangun hubungan sebab-akibat dari suatu sistem (misal: menjelaskan penyebab kejadian penting pada abad ke-18 di Perancis)
C3. Mengaplikasikan (Apply)
Menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan pada suatu keadaan. Proses kognitif yang dilalui adalah :
3.1     Menjalankan (executing) : menerapkan suatu cara yang telah dikenal untuk tugas yang telah biasa dijumpai (misal: membagi atau memisahkan satu kelompok angka dari kumpulan angka yang lain, dimana kedua kelompok angka tersebut beranggotakan lebih dari satu angka)
3.2     Mengimplementasikan (implementing) : menggunakan cara yang telah ada untuk menyelesaikan tugas yang belum dikenal sebelumnya (misal: menggunakan Hukum Newton 2 dalam keadaan yang tepat atau khusus).
C4. Menganalisis (Analyze)
Memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana hubungan/kaitan dari satu unsur tersebut dengan unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:
4.1     Membedakan (diffrentiating) atau memilih : membedakan bagian yang memiliki hubungan dengan bagian yang tidak memiliki hubungan atau memisahkan bagian yang penting dengan bagian yang tidak penting dari materi yang telah disajikan (misal: membedakan antara angka yang berhubungan dengan angka yang tidak berhubungan dalam masalah kalimat matematika)
4.2     Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan, mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun secara struktur : menentukan bagaimana suatu unsur  atau fungsi sesuai dengan strukturnya (misal:  menentukan kesesuaian fakta-fakta dalam cerita sejarah dengan fakta-fakta yang sesuai atau keterangan sejarah yangbertentangan)
4.3     Menemukan makna tersirat (attributing) : menetukan pokok permasalahan, bias, nilai atau maksud tersembunyi dari materi yang ada (misal: menentukan pokok permasalahan atau tema yang diambil penulis essay dari sudut pandang politik)
C5. Evaluasi (Evaluate)
Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Proses ini meliputi:
5.1     Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan, mengawasi dan menguji : menemukan ketidaksesuaian atau kesalahan antara proses dan hasil; menentukan bahwa proses dan hasil memiliki kesesuaian; mengawasi ketidakefektifan suatu cara dalam penerapan (misal: menentukan bahwa ilmuwan mengambil kesimpulan dari data observasi yang diperoleh)
5.2     Mengritik (Critiquing) atau memutuskan : menemukan ketidaksesuaian antara hasil dan kriteria dari luar, menentukan bahwa hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari suatu cara yang menyebabkan suatu masalah ( memutuskan satu dar dua metode atau cara yang terbaik untuk memecahakan permasalahan yang ada).
C6. Mencipta (Create)
Mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam stuktur atau pola yang baru. proses ini meliputi :
6.1     Merumuskan (generating) : membuat hipotesis atau dugaan sebagai alternatif berdasarkan kriteria yang ada (misal: menyusun hipotesis untuk laporan dari fenomena yang telah diamati)
6.2     Merencanakan (planning) atau mendesain : merencanakan cara untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana penelitian dengantelaah pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang ada)
6.3     Memproduksi (producing) : menemukan atau menghasilkan suatu produk ( menciptakan suatu lingkungan atau keadaan untuk tujuan tertentu)
dimensi pengetahuan terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).
1.    Pengetahuan faktual  adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa sehingga siswa mampu memahami  suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.
2.    Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan  dasar yang saling berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar  sehingga dapat digunakan secara bersama-sama
3.    Pengetahuan prosedural adalah  pengetahuan mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu ; metode untuk mencari sesuatu , suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan, algoritma, teknik dan metode.
4.    Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif secara umum.
Perbedaan taksonomi bloom yang lama dan yang telah direvisi
Taksonomi Bloom dalam klasifikasi aspek kognitif mengalami revisi dari Taksonomi Bloom versi lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Klasifikasi Bloom dalam aspek kognitif versi lama memiliki 6 level mulai dari C1 sampai level C6 yaitu pengetahuan, kepahaman, penerapan, penguraian, pemaduan, dan penilaian. Dalam versi lama ini, sistem Klasifikasi Bloom memiliki satu dimensi yaitu dimensi proses kognitif. Versi baru dalam Klasifikasi Bloom tentang aspek kognitif memiliki dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif ini memiliki memiliki 4 kategori yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Namun kedua dimensi dalam Taksonomi Bloom versi baru ini belum dipadukan. Pada Taksonomi Bloom versi baru , dimensi proses kognitif juga dibagi menjadi 6 level. Keenam level ini mengalami beberapa revisi . Tabel berikut ini menggambarkan perbedaan keenam level proses kognitif antara Klasifikasi Bloom versi lama dengan Klasifikasi Bloom versi baru.
Level
Klasifikasi Bloom versi lama
Klasifikasi Bloom versi revisi
C1
Pengetahuan
Mengingat
C2
Pemahaman
Memahami
C3
Penerapan
Menerapkan
C4
Analisis
Menganalisis
C5
Sintesis
Mengevaluasi
C6
Evaluasi
Mencipta

Dari tabel di atas, terlihat perbedaan antara keenam level Taksonomi Bloom versi lama dengan Taksonomi Bloom versi baru. Perbedaan terletak pada level C1 yang pada versi lama adalah Pengetahuan menjadi Mengingat. Pada level C2, Kepahaman dipertegas menjadi Memahami. Pada level C3, Penerapan dirubah sebutkan menjadi Menerapkan , demikian pula level C4 mengalami perubahan dari Analisis menjadi Menganalisis. Perubahan yang paling mendasar ada pada level C5 dan C6. Penilaian pada versi lama menempati level C6 , sementara pada versi baru Penilaian menempati level C5. Pemaduan ( Sintesis ) pada versi lama dihilangkan dan pada level baru berubah menjadi Create ( Mencipta ).
Contoh soal penerapan Taksonomi Bloom :
Taksonomi Bloom yang lama
C1. Pengetahuan
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa. Contoh : Simbol unsur perak, tembaga, dan emas secara berturut-turut adalah…..
C2. Pemahaman
Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkan dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
Contoh. (SMP)
“Terdapat sebuah segitiga siku-siku dengan panjang kedua sisinya adalah 3 cm dan 4 cm. Berapakah sisi yang ketiga?”
C3. Penerapan
Penerapan adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu
Contoh. (SD)
“Manakah yang lebih luas, kebun yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 314 m dan 12 m atau kolam renang yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari lingkarannya 12 m?’
Jawab.
Luas persegi panjang di atas yaitu 3768 cm2 sedangkan luas lingkarannya yaitu 452,6 cm2. Jadi lebih luah persegi panjang.

C4. Analisis
Analisis adalah adalah kemampuan untuk memilah sebuh struktur informasi ke dalam komponen-komponennya sedeikian sehingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak jelas
Contoh. (SMP)
“Mengapa setiap persegi adalah persegi panjang”
C5. Sintesis
 Sintesis adalah kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik atau system
Contoh. (SMA)
“Buktikan bahwa jumlah n buah bilangan asli ganjil berurutan sama dengan n2?”
Jawab.
Jmlah n suku pertama adalah:
1 + 3 + 5 + … + (2n - 1) = n  x n
Untuk n = 1, persamaan di atas menjadi 1 = 1 x 1. Ini benar. Kemudian, andaikan persamaan itu benar untuk n = k, maka :
1 + 3 + 5 + … + (2k - 1) = k  x k.
Kita tambahkan 2 (k + 1) -  1 kepada kedua ruas persamaan terakhir. Maka diperoleh:
1 + 3 + 5 … + (2k  - 1) + 2 (k+1) – 1 =  k  x  k + 2 (k+1) – 1
                                                            =  k2  + 2k + 1
                                                            =  (k + 1) (k + 1)
Bentuk  1 + 3 + 5 … + (2k  - 1) + 2 (k+1) – 1 = (k + 1) (k + 1) tidak lain dari bentuk persamaan  pertama untuk n = k + 1.  Karena  persamaan pertama itu benar untuk   n = 1, n = k, n= k + 1, maka persamaan itu benar untuk semua n bilangan asli.


C6. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membuat penilaian (judgment) berkenaan dengan nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode
Contoh. (SMA)
“Buktikan bahwa jumlah dua buah bilangan ganjil adalah bilangan genap?”
Jawab.
Andaikan m dan n adalah sembarang dua bilangan bulat, maka 2m+1 dan 2n+1 tentunya masing masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahka:
(2m+1)+(2n+1) = 2(m+n+1)
Karena m dan n bilangan bulat, maka (m+n+1) bilangan bulat, sehingga 2(m+n+1) adalah bilangan genap. Jadi jumlah dua buah bilangan ganjil selalu genap.
Taksonomi Bloom yang baru
C1. Mengingat
Sebutkan rumus luas permukaan tabung ?
Alasan :
Pada C1, kerja otak hanya mengambil informasi yang telah diingat dalam satu langkah dan menulisnya secara apa adanya. Untuk menjawab soal di atas, otak tidak berpikir namun hanya mencari rumus luas permukaan tabung dalam ingatan lalu kemudian menuliskan bahwa rumus luas permukaan tabung adalah L=2(πr2+πrt)
C2. Memahami
Jelaskan apa perbedaan dari luas permukaan tabung dan volume tabung ?
Alasan :
Pada C2, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menjelaskannya secara rinci. Untuk menjawab soal di atas, otak akan mengambil informasi tentang luas dan volume tabung dalam sekali langkah kemudian menjelaskan luas dan volume tabung secara bersama-sama untuk mengetahui perbedaannya. Jawaban soal akan bervariasi. Jadi untuk  memeriksanya dapat dilihat apakah jawaban yang diberikan sudah mengandung poin-poin penting.
C3. Menerapkan
Berapa volume tabung dengan jari-jari 10 cm dan tingginya 7 cm ?
Alasan :
Pada C3, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan permasalahan. Untuk menjawab soal di atas, setelah mengetahui permasalahannya tentang volume tabung maka otak akan mencari ingatan tentang rumus volume tabung. Setelah itu langsung diterapkan dan bisa memecahkan permasalahan.
Diketahui : r = 10 cm
       t = 7 cm
Ditanya : volume tabung ?
Jawab : Rumus volume tabung: V=πr2t
Volume tabung =πr2t
=π(102)(7)
=700π cm3
C4. Menganalisis
Umar mempunyai botol berbentuk tabung dengan jari-jari 10 cm dan tingginya 50 cm. Umar ingin mengisi penuh botol tersebut dengan bensin. Jika harga bensin di SPBU Pertamina Rp4.500 per liter, berapa uang yang harus disediakan oleh Umar ?
Alasan :
Pada C4, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan permasalahan. Akan tetapi informasi itu belum bisa memecahkan permasalahan, sehingga dibutuhkan informasi lain yang berbeda untuk  membantu memecahkan permasalahan. Untuk menjawab soal diatas, permasalahannya adalah berapa uang yang harus disediakan Umar untuk mengisi penuh botol. Untuk itu perlu diketahui jumlah bensin yang harus dibeli, dalam hal ini sama dengan volume botol karena botol akan diisi penuh.
Diketahui : harga bensin = Rp4.500
r = 10 cm
t = 50 cm
π didekati dengan 3,14
Ditanya : Berapa uang yang harus disediakan Umar
Jawab : Volume tabung = πr2t
= 3,14 x 102  x 50
= 15700 cm3
Volume dalam liter = 15,7 liter
Harga 15,7 liter bensin = 15,7 x Rp 4.500 = Rp 70.650
Jadi uang yang harus disediakan Umar untuk membeli bensin adalah Rp 70.650
C5. Mengevaluasi
Diketahui tabung A dengan volume 1500π cm3  dan tinggi 15 cm serta tabung B dengan luas permukaan 500π cm2  dan jari-jarinya 10 cm. Tentukan apakah tabung A dan B merupakan tabung dengan ukuran yang sama? Jelaskan jawabanmu!
Alasan :
Pada C5, suatu permasalahan menuntut adanya keputusan. Keputusan diambil setelah dilakukan analisa secara menyeluruh. Untuk menjawab soal di atas perlu mengetahui apakah tabung A dan B mempunyai jari-jari dan tinggi yang sama. Oleh karena itu harus dicari jari- jari tabung A dan tinggi tabung B agar kedua tabung bias dibandingkan ukurannya.
Diketahui : VA= 1500π cm3
tA = 15 cm
LB = 500π cm2
rB = 10 cm
Ditanya : Apakah tabung A dan B memiliki ukuran yang sama ?


Jawab  :
Tabung A
VA = πrA2t
1500 π  = πrA2(15)
      rA2=1500 π 15 π
 rA2=100
 rA=100
  rA=10



Diperoleh rA= rB = 10 cm, tA= tB=15 cm
Jadi tabung A dan B memiliki ukuran yang sama.
Tabung A
LB=2(πrB2+πrBtB )
500π=2(π102+π(10)tB )
500π=2(100π+π(10)tB )
500π=200π+20πtB
500π-200π=20πtB
300π=20πtB
tB =300π20π
tB =15  cm

C6. Mencipta
Jelaskan secara matematika hubungan antara luas permukaan dan volume tabung!                                                Alasan :
Pada C6, otak dituntut untuk memikirkan sesuatu yang baru yang bias digunakan untuk memecahkan persoalan. Misalnya menurunkan rumus yang baru dari rumus yang sudah ada Penyelesaiannya dimulai dari menuliskan rumus luas permukaan dan volume tabung!
L=2(πr2+πrt)
 V=πr2t
Kemudian mencari hubungannya
V=πr2t
 r2=Vπt
   r=Vπt  …. Rumus 1
L=2(πr2+πrt)
L=2πVπt2+2πVπtt
  L=2Vt+ πVt ….Rumus 2
Jadi hubungannya dapat dilihat pada rumus 2. Rumus 2 dapat digunakan langsung untuk mencari luas permukaan tabung jika volume dan tinggi tabung diketahui.























Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan).
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.    Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.    Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.    Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Taksonomi Bloom dalam klasifikasi aspek kognitif mengalami revisi dari Taksonomi Bloom versi lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Klasifikasi Bloom dalam aspek kognitif versi lama memiliki 6 level mulai dari C1 sampai level C6 yaitu :
C1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. “Aspek pengetahuan menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya” (Suherman, dkk., 2001). Informasi-informasi yang dimaksud disini berkaitan dengan simbol-simbol maematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.. Secara terinci, jenjang pengetahuan ini mencakup hal – hal seperti berikut ini :
1.1     Pengetahuan tentang fakta yang spesifik. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengingat kembali materi yang mirip sama dengan materi yang telah dipelajarinya dalam kegiatan belajar mengajar. Missal, diberikan beberapa bilangan cacah dan bukan bilangan cacah, siswa ( kelas I SMP ) dapat memilih bilangan yang bukan anggota bilangan cacah.
1.2     Pengetahuan tentang terminology. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengingat kembali istilah – istilah atau symbol – symbol yang berkenaan dengan konsep matematika. Missal, siswa dapat mengingat kembali definisi himpunan kosong.
1.3     Kemampuan untuk mengerjakan algoritma ( manipulasi ) rutin. 
C2. Pemahaman
“Aspek pemahaman adalah tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu” (Suherman, dkk., 2001). Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkan dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya. Secara teperinci, jenjang kognitif tahap pemahaman ini mencakup hal – hal berikut :
2.1     Pemahaman konsep. Suatu konsep terbentuk dari komponen konsep, dan komponen ini merupakan suatu fakta yang spesifik. Dengan demikian suatu konsep dapat dipandang sebagai kumpulan fakta spesifik yang saling terkait secara fungsional. Misal, siswa dapat mengurutkan bilangan rasional, dari yang terkecil ke yang terbesar.
2.2     Pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi. Soal – soal yang berkenaan dengan aspek ini berkenaan dengan hubungan antara konsep dan elemennya. Missal, siswa dapat menentukan sifat yang berlaku pada suatu pecahan.
2.3     Pemahaman terhadap struktur matematika. Soal yang berkenaan dengan jenjang kognitif ini menuntut siswa untuk memahami tentang sifat – sifat dasar dalam struktur matematika. Missal, dengan menggunakan sifat distributive, siswa dapat mencari nilai dari variable dalam suatu persamaan.
2.4     Kemampuan untuk membuat transformasi. Kemampuan ini dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk mengubah suatu bentuk matematika tertentu menjadi bentuk lainnya. Missal, siswa dapat mengubah bentuk pecahan biasa menjadi pecahan decimal.
2.5     Kemampuan untuk mengikuti pola berpikir. Matematika kebanyakan disajikan secara deduktif formal. Kemampuan untuk dapat mengikutinya disebut kemampuan mengikuti pola berpikir matematik. Missal, jika ditentukan dua segitiga sama kaki berimpit alasnya, siswa dapat membuktikan bahwa selisih antar sudut – sudut alasnya sama.
2.6     Kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan masalah social atau data matematika. Missal, siswa dapat mengubah susatu permasalahan ke dalam bentuk matematika serta menentukan penyelesaiannya.
C3. Penerapan atau Aplikasi
Menerapkan aplikasi ke dalam situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Pada aplikasi ini siswa dituntun memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abseksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar. Secara teperinci, jenjang kognitif tahap penerapan ini mencakup hal – hal berikut :
3.1     Kemampuan untuk menyelesaikan masalah rutin. Masalah rutin adalah masalah atau soal yang materinya sejenis dengan bahan pelajaran, begitupun cara penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan sebuah bilangan dalam basis 7 yang merupakan bilangan prima ganjil.
3.2     Kemampuan untuk membandingkan. Soal yang masuk ke dalam tahap ini menuntut siswa untuk dapat menentukan hubungan antara dua kelompok informasi atau lebih kemudian memberikan penialian berupa keputusan. Perhitungan bisa digunakan dan pengetahuan yang relevan biasanya diperlukan. Kemampuan penalaran dan berpikir logic sangat diperlukan. Missal, diberikan beberapa buah data, siswa dapat menentukan data terbesar dan rata – ratanya.
3.3     Kemampuan untuk menganalisis data. Kemampuan ini melibatkan kemampuan membaca, mengumpulkan, menginterpretasikan, dan memanipulasi informasi. Kemampuan lainnya adalah menilai suatu permasalahan ke dalam bagian – bagian sehingga dapat dibedakan antara informasi yang relevan dengan yang tidak relevan, serta mampu untuk mengaitkan setiap sub masalah. Missal, siswa dapat mengidentifikasi dan mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi.
3.4     Kemampuan mengenal pola, isomorfisme, dan simetri. Kemapuan ini melibatkan kemampuan mengingat kembali informasi yang relevan, mentransformasi, komponen – komponen masalah, memanipulasi data dan mengenal hubungan. Missal, ditentukan sebuah kesamaan dengan beberapa variable, siswa dapat mencari nilai salah satu variabelnya dinyatakan ndengan variable lain.


C4. Analisis
Dalam analisis, seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. Tahap analisis ini dibagi menjadi 3, yaitu :
4.1     Analisis terhadap elemen. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi unsure – unsure yang terkandung dalam suatu hubungan. Missal, dengan menggunakan suatu konsep pemfaktoran siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian suatu persamaan eksponen.
4.2     Analisis Hubungan. Dalam hal ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengecek ketepatan hubungan dan interaksi antara unsure – unsure dalam soal, kemudian  membuat keputusan sebagai penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan nilai variable dari suatu persamaan kuadrat.
4.3     Analisis tehadap aturan. Hal ini dimaksudkan sebagai analisis tentang pengorganisasian, sistematika dan struktur yang ada hubungannya satu sama lain.
C5. Sintesis
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Tahap sintesis ini dibagi menjadi 2, yaitu :
5.1     Kemampuan untuk menemukan hubungan. Soal – soal yang berkenaan dengan tahap ini berupa kemampuan siswa untuk menyusun kembali elemen – elemen masalah dan merumuskan suatu hubungan dengan penyelesaiannya. Missal, siswa dapat menentukan letak suatu tempat dari tempat tertentu dengan menggunakan perbandingan.
5.2     Kemampuan untuk menyusun pembuktian. Perlu diketahui bahwa membuktikan bukan berarti memberi contoh, meskipun contoh itu sebanyak – banyaknya. Jadi membuktikan tidak boleh melalui contoh, pembuktian matematika sifatnya harus berlaku umum ( deduktif formal ) setelah itu untuk memperjelas bisa diberikan contoh.
C6. Evaluasi (C6)
Seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkam suatu kriteria tertentu. Tahap evaluasi  ini dibagi menjadi 2, yaitu :
6.1     Kemampaun untuk mengkritik pembuktian. Hal ini berupa kemampuan siswa untuk memberi komentar, mengupas, menambah, mengurangi, atau menyusun kembali suatu pembuktian matematika yang telah dipelajarinya.
6.2     Kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi. Tahap ini sejalan dengan tahap analisis, tetapi lebih kompleks. Dalam tahap ini, siswa dituntut untuk merumuskan dan memvalidasi suatu hubungan. Dalam hal ini, ia bisa diminta menemukan dan membuktikan pernyataan matematika atau menentukan suatu algoritma dan membuktikannya.
Konsep taksonomi Bloom seperti yang telah disebutkan di atas, telah mengalami revisi atau perbaikan. Pada dasarnya, masing-masing kategori tetap disusun secara hirarki dari urutan terendah ke urutan yang lebih tinggi, dari C1 hingga C6. Taksonomi Bloom yang telah mengalami revisi adalah sebagai berikut:
C1. Mengingat (Remember)
Mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dari ingatan jangka panjang. Adapun proses dalam ranah kognitif ini adalah :
1.1     Mengenali (recognizing) atau mengidentifikasi : menemukan pengetahuan dari ingatan jangka panjang yang sesuai dengan materi yang disajikan (misalnya: mengenali tanggal-tanggal penting dalam sejarah Amerika)
1.2     Mengingat (recalling) atau menemukan kembali : menemukan hubungan atau kaitan antara pengetahuan dari ingatan jangka panjang (misalnya: mengingat kembali hari-hari penting dalam sejarah Amerika)

C2. Memahami (Understand)
Membangun pengertian atau makna dari pesan berupa perintah atau instruksi, termasuk secara lisan, tertulis dan hubungan dengan kejadian yang sebenarnya atau dalam bentuk gambar. Adapun proses dalam ranah kognitif tingkat ini meliputi:

2.1     Menafsirkan (interpreting) atau mengartikan/ menggambarkan ulang : mengubah dari satu bentuk gambaran (misal: angka) ke bentuk lain (misal: kalimat) (misalnya: menafsirkan hal penting yang disampaikan dan ditulis)
2.2     Memberi contoh (exampliying) atau mengilustrasikan : menemukan contoh yang sesuai dan cocok atau mengilustrasikan suatu konsep (misal: memberi contoh macam-macam gaya menggambar artistik)
2.3     Mengklasifikasi (Classifying) atau mengelompokkan : menentukan konsep yang ada pada suatu materi atau kategori (misal : klasifikasi atau menentukan  apakah kasus kelainan jiwa akan diobservasi atau dideskripsikan)
2.4     Meringkas (summarizing) : meringkas suatu bagian yang umum atau poin-poin utama dari suatu tema (misal: menulis ringkasan singkat dari kejadian-kejadian dalam bentuk gambar yang direkam)
2.5     Menduga (inferring) atau mengambil kesimpulan atau memprediksi: menggambarkan kesimpulan secara nyata dari informasi yang disajikan (misal: mempelajari bahasa luar, menduga atau mengambil kesimpulan mengenai tata bahasa dari contoh yang disajikan)
2.6     Membandingkan (compairing) atau memetakan dan mencocokkan : mendeteksi atau mencari kesesuaian antara dua ide, objek dan hal-hal yang serupa (misal: membandingkan kejadian-kejadian bersejarah dengan keadaan masa kini)
2.7     Menjelaskan (explaining) atau membangun suatu model : membangun hubungan sebab-akibat dari suatu sistem (misal: menjelaskan penyebab kejadian penting pada abad ke-18 di Perancis)
C3. Mengaplikasikan (Apply)
Menerapkan atau menggunakan suatu tata cara yang telah diberikan pada suatu keadaan. Proses kognitif yang dilalui adalah :
3.1     Menjalankan (executing) : menerapkan suatu cara yang telah dikenal untuk tugas yang telah biasa dijumpai (misal: membagi atau memisahkan satu kelompok angka dari kumpulan angka yang lain, dimana kedua kelompok angka tersebut beranggotakan lebih dari satu angka)
3.2     Mengimplementasikan (implementing) : menggunakan cara yang telah ada untuk menyelesaikan tugas yang belum dikenal sebelumnya (misal: menggunakan Hukum Newton 2 dalam keadaan yang tepat atau khusus).
C4. Menganalisis (Analyze)
Memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana hubungan/kaitan dari satu unsur tersebut dengan unsur yang lain dan kedalam tujuan atau struktur umum dari suatu materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:
4.1     Membedakan (diffrentiating) atau memilih : membedakan bagian yang memiliki hubungan dengan bagian yang tidak memiliki hubungan atau memisahkan bagian yang penting dengan bagian yang tidak penting dari materi yang telah disajikan (misal: membedakan antara angka yang berhubungan dengan angka yang tidak berhubungan dalam masalah kalimat matematika)
4.2     Mengorganisir (organizing) atau menemukan hubungan, mengintegrasi, garis besar, uraian dan menyusun secara struktur : menentukan bagaimana suatu unsur  atau fungsi sesuai dengan strukturnya (misal:  menentukan kesesuaian fakta-fakta dalam cerita sejarah dengan fakta-fakta yang sesuai atau keterangan sejarah yangbertentangan)
4.3     Menemukan makna tersirat (attributing) : menetukan pokok permasalahan, bias, nilai atau maksud tersembunyi dari materi yang ada (misal: menentukan pokok permasalahan atau tema yang diambil penulis essay dari sudut pandang politik)
C5. Evaluasi (Evaluate)
Membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Proses ini meliputi:
5.1     Memeriksa (checking) atau mengkoordinasi, menemukan, mengawasi dan menguji : menemukan ketidaksesuaian atau kesalahan antara proses dan hasil; menentukan bahwa proses dan hasil memiliki kesesuaian; mengawasi ketidakefektifan suatu cara dalam penerapan (misal: menentukan bahwa ilmuwan mengambil kesimpulan dari data observasi yang diperoleh)
5.2     Mengritik (Critiquing) atau memutuskan : menemukan ketidaksesuaian antara hasil dan kriteria dari luar, menentukan bahwa hasil sesuai atau tidak, menemukan kesalahan dari suatu cara yang menyebabkan suatu masalah ( memutuskan satu dar dua metode atau cara yang terbaik untuk memecahakan permasalahan yang ada).
C6. Mencipta (Create)
Mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam stuktur atau pola yang baru. proses ini meliputi :
6.1     Merumuskan (generating) : membuat hipotesis atau dugaan sebagai alternatif berdasarkan kriteria yang ada (misal: menyusun hipotesis untuk laporan dari fenomena yang telah diamati)
6.2     Merencanakan (planning) atau mendesain : merencanakan cara untuk menyelesaikan tugas (misal: rencana penelitian dengantelaah pustaka ditulis berdasarkan topik sejarah yang ada)
6.3     Memproduksi (producing) : menemukan atau menghasilkan suatu produk ( menciptakan suatu lingkungan atau keadaan untuk tujuan tertentu)
dimensi pengetahuan terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).
1.    Pengetahuan faktual  adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui siswa sehingga siswa mampu memahami  suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.
2.    Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan  dasar yang saling berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar  sehingga dapat digunakan secara bersama-sama
3.    Pengetahuan prosedural adalah  pengetahuan mengenai bagaimana untuk melakukan sesuatu ; metode untuk mencari sesuatu , suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan, algoritma, teknik dan metode.
4.    Pengetahuan metakognisi adalah pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif secara umum.
Perbedaan taksonomi bloom yang lama dan yang telah direvisi
Taksonomi Bloom dalam klasifikasi aspek kognitif mengalami revisi dari Taksonomi Bloom versi lama ke Taksonomi Bloom versi baru. Klasifikasi Bloom dalam aspek kognitif versi lama memiliki 6 level mulai dari C1 sampai level C6 yaitu pengetahuan, kepahaman, penerapan, penguraian, pemaduan, dan penilaian. Dalam versi lama ini, sistem Klasifikasi Bloom memiliki satu dimensi yaitu dimensi proses kognitif. Versi baru dalam Klasifikasi Bloom tentang aspek kognitif memiliki dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif ini memiliki memiliki 4 kategori yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Namun kedua dimensi dalam Taksonomi Bloom versi baru ini belum dipadukan. Pada Taksonomi Bloom versi baru , dimensi proses kognitif juga dibagi menjadi 6 level. Keenam level ini mengalami beberapa revisi . Tabel berikut ini menggambarkan perbedaan keenam level proses kognitif antara Klasifikasi Bloom versi lama dengan Klasifikasi Bloom versi baru.
Level
Klasifikasi Bloom versi lama
Klasifikasi Bloom versi revisi
C1
Pengetahuan
Mengingat
C2
Pemahaman
Memahami
C3
Penerapan
Menerapkan
C4
Analisis
Menganalisis
C5
Sintesis
Mengevaluasi
C6
Evaluasi
Mencipta

Dari tabel di atas, terlihat perbedaan antara keenam level Taksonomi Bloom versi lama dengan Taksonomi Bloom versi baru. Perbedaan terletak pada level C1 yang pada versi lama adalah Pengetahuan menjadi Mengingat. Pada level C2, Kepahaman dipertegas menjadi Memahami. Pada level C3, Penerapan dirubah sebutkan menjadi Menerapkan , demikian pula level C4 mengalami perubahan dari Analisis menjadi Menganalisis. Perubahan yang paling mendasar ada pada level C5 dan C6. Penilaian pada versi lama menempati level C6 , sementara pada versi baru Penilaian menempati level C5. Pemaduan ( Sintesis ) pada versi lama dihilangkan dan pada level baru berubah menjadi Create ( Mencipta ).
Contoh soal penerapan Taksonomi Bloom :
Taksonomi Bloom yang lama
C1. Pengetahuan
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur yang telah dipelajari oleh siswa. Contoh : Simbol unsur perak, tembaga, dan emas secara berturut-turut adalah…..
C2. Pemahaman
Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkan dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
Contoh. (SMP)
“Terdapat sebuah segitiga siku-siku dengan panjang kedua sisinya adalah 3 cm dan 4 cm. Berapakah sisi yang ketiga?”
C3. Penerapan
Penerapan adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu
Contoh. (SD)
“Manakah yang lebih luas, kebun yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 314 m dan 12 m atau kolam renang yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari lingkarannya 12 m?’
Jawab.
Luas persegi panjang di atas yaitu 3768 cm2 sedangkan luas lingkarannya yaitu 452,6 cm2. Jadi lebih luah persegi panjang.

C4. Analisis
Analisis adalah adalah kemampuan untuk memilah sebuh struktur informasi ke dalam komponen-komponennya sedeikian sehingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak jelas
Contoh. (SMP)
“Mengapa setiap persegi adalah persegi panjang”
C5. Sintesis
 Sintesis adalah kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik atau system
Contoh. (SMA)
“Buktikan bahwa jumlah n buah bilangan asli ganjil berurutan sama dengan n2?”
Jawab.
Jmlah n suku pertama adalah:
1 + 3 + 5 + … + (2n - 1) = n  x n
Untuk n = 1, persamaan di atas menjadi 1 = 1 x 1. Ini benar. Kemudian, andaikan persamaan itu benar untuk n = k, maka :
1 + 3 + 5 + … + (2k - 1) = k  x k.
Kita tambahkan 2 (k + 1) -  1 kepada kedua ruas persamaan terakhir. Maka diperoleh:
1 + 3 + 5 … + (2k  - 1) + 2 (k+1) – 1 =  k  x  k + 2 (k+1) – 1
                                                            =  k2  + 2k + 1
                                                            =  (k + 1) (k + 1)
Bentuk  1 + 3 + 5 … + (2k  - 1) + 2 (k+1) – 1 = (k + 1) (k + 1) tidak lain dari bentuk persamaan  pertama untuk n = k + 1.  Karena  persamaan pertama itu benar untuk   n = 1, n = k, n= k + 1, maka persamaan itu benar untuk semua n bilangan asli.


C6. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membuat penilaian (judgment) berkenaan dengan nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode
Contoh. (SMA)
“Buktikan bahwa jumlah dua buah bilangan ganjil adalah bilangan genap?”
Jawab.
Andaikan m dan n adalah sembarang dua bilangan bulat, maka 2m+1 dan 2n+1 tentunya masing masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahka:
(2m+1)+(2n+1) = 2(m+n+1)
Karena m dan n bilangan bulat, maka (m+n+1) bilangan bulat, sehingga 2(m+n+1) adalah bilangan genap. Jadi jumlah dua buah bilangan ganjil selalu genap.
Taksonomi Bloom yang baru
C1. Mengingat
Sebutkan rumus luas permukaan tabung ?
Alasan :
Pada C1, kerja otak hanya mengambil informasi yang telah diingat dalam satu langkah dan menulisnya secara apa adanya. Untuk menjawab soal di atas, otak tidak berpikir namun hanya mencari rumus luas permukaan tabung dalam ingatan lalu kemudian menuliskan bahwa rumus luas permukaan tabung adalah L=2(πr2+πrt)
C2. Memahami
Jelaskan apa perbedaan dari luas permukaan tabung dan volume tabung ?
Alasan :
Pada C2, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menjelaskannya secara rinci. Untuk menjawab soal di atas, otak akan mengambil informasi tentang luas dan volume tabung dalam sekali langkah kemudian menjelaskan luas dan volume tabung secara bersama-sama untuk mengetahui perbedaannya. Jawaban soal akan bervariasi. Jadi untuk  memeriksanya dapat dilihat apakah jawaban yang diberikan sudah mengandung poin-poin penting.
C3. Menerapkan
Berapa volume tabung dengan jari-jari 10 cm dan tingginya 7 cm ?
Alasan :
Pada C3, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan permasalahan. Untuk menjawab soal di atas, setelah mengetahui permasalahannya tentang volume tabung maka otak akan mencari ingatan tentang rumus volume tabung. Setelah itu langsung diterapkan dan bisa memecahkan permasalahan.
Diketahui : r = 10 cm
       t = 7 cm
Ditanya : volume tabung ?
Jawab : Rumus volume tabung: V=πr2t
Volume tabung =πr2t
=π(102)(7)
=700π cm3
C4. Menganalisis
Umar mempunyai botol berbentuk tabung dengan jari-jari 10 cm dan tingginya 50 cm. Umar ingin mengisi penuh botol tersebut dengan bensin. Jika harga bensin di SPBU Pertamina Rp4.500 per liter, berapa uang yang harus disediakan oleh Umar ?
Alasan :
Pada C4, kerja otak mengambil informasi dalam satu langkah dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan permasalahan. Akan tetapi informasi itu belum bisa memecahkan permasalahan, sehingga dibutuhkan informasi lain yang berbeda untuk  membantu memecahkan permasalahan. Untuk menjawab soal diatas, permasalahannya adalah berapa uang yang harus disediakan Umar untuk mengisi penuh botol. Untuk itu perlu diketahui jumlah bensin yang harus dibeli, dalam hal ini sama dengan volume botol karena botol akan diisi penuh.
Diketahui : harga bensin = Rp4.500
r = 10 cm
t = 50 cm
π didekati dengan 3,14
Ditanya : Berapa uang yang harus disediakan Umar
Jawab : Volume tabung = πr2t
= 3,14 x 102  x 50
= 15700 cm3
Volume dalam liter = 15,7 liter
Harga 15,7 liter bensin = 15,7 x Rp 4.500 = Rp 70.650
Jadi uang yang harus disediakan Umar untuk membeli bensin adalah Rp 70.650
C5. Mengevaluasi
Diketahui tabung A dengan volume 1500π cm3  dan tinggi 15 cm serta tabung B dengan luas permukaan 500π cm2  dan jari-jarinya 10 cm. Tentukan apakah tabung A dan B merupakan tabung dengan ukuran yang sama? Jelaskan jawabanmu!
Alasan :
Pada C5, suatu permasalahan menuntut adanya keputusan. Keputusan diambil setelah dilakukan analisa secara menyeluruh. Untuk menjawab soal di atas perlu mengetahui apakah tabung A dan B mempunyai jari-jari dan tinggi yang sama. Oleh karena itu harus dicari jari- jari tabung A dan tinggi tabung B agar kedua tabung bias dibandingkan ukurannya.
Diketahui : VA= 1500π cm3
tA = 15 cm
LB = 500π cm2
rB = 10 cm
Ditanya : Apakah tabung A dan B memiliki ukuran yang sama ?


Jawab  :
Tabung A
VA = πrA2t
1500 π  = πrA2(15)
      rA2=1500 π 15 π
 rA2=100
 rA=100
  rA=10



Diperoleh rA= rB = 10 cm, tA= tB=15 cm
Jadi tabung A dan B memiliki ukuran yang sama.
Tabung A
LB=2(πrB2+πrBtB )
500π=2(π102+π(10)tB )
500π=2(100π+π(10)tB )
500π=200π+20πtB
500π-200π=20πtB
300π=20πtB
tB =300π20π
tB =15  cm

C6. Mencipta
Jelaskan secara matematika hubungan antara luas permukaan dan volume tabung!                                                Alasan :
Pada C6, otak dituntut untuk memikirkan sesuatu yang baru yang bias digunakan untuk memecahkan persoalan. Misalnya menurunkan rumus yang baru dari rumus yang sudah ada Penyelesaiannya dimulai dari menuliskan rumus luas permukaan dan volume tabung!
L=2(πr2+πrt)
 V=πr2t
Kemudian mencari hubungannya
V=πr2t
 r2=Vπt
   r=Vπt  …. Rumus 1
L=2(πr2+πrt)
L=2πVπt2+2πVπtt
  L=2Vt+ πVt ….Rumus 2
Jadi hubungannya dapat dilihat pada rumus 2. Rumus 2 dapat digunakan langsung untuk mencari luas permukaan tabung jika volume dan tinggi tabung diketahui.