Welcome to my blog:),,I Hope You All Like My Blog :)

Minggu, 11 Maret 2012

media pembelajaran matematika

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi, sangat berpenagruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Namun, kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan proses komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun berbagai media dan sumber belajar.

A. Konsep Dasar Media
Secara umum media merupakan kata jamak dari “ medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan juga dalam pendidikan atau pengajaran sehingga istilah nya menjadi media pendidikan atau pembelajaran. Ada beberapa konsep atau defenisi media pendidikan atau media pembelajaran. Rossi dan Breidle (1996: 3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang mencipyakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.

Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, an sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.

B. Pentingnya Media Pembelajaran
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini memberikan pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.



Gambar : Kerucut Pengalaman
Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini:

a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan computer, maka guru menyediakan computer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki ketarampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru membimbing siswamenggunakan kendaraan yang sebenarnya; demikan juga memberikan pengalaman bermain gitar, mengetik, menjahit, dan lain sebagainya, atau mungkin juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang pengalamanlangsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari, contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi Borobudur, penglaman langsung melihat kerbau di sawah, dilandasan, atau pengalaman langsung mempelajari benda-benda elektronik, dan lain sebagainya.

b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalnya siswa akan mempelajari kanguru. Oleh karena binatang tersebut sulit diperoleh apalagi dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat menggunakan model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik.

c. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario yang sesuia dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa tidak mengalami secara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama, siswa akan lebih menghayati berbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan konkret. Kita tidak mungkin mengalami langsung pengalaman yang sudah lalu. Contohnya seperti pelajaran sejarah. Apakah kita mengalami lansung sejarah itu? Tentu tidak. Maka dari itu drama berperan dalam hal ini. Sejarah yang kita pelajari bisa kita jadikan drama untuk pembelajaran. Mengapa drama? Karena dengan drama si pebelajar dapat menjadi semakin merasakan langsung materi yang dipelajarkan. Jika kita bisa membagi dua bagian ini, maka bagian akan terbagi menjadi partisipasi dan observasi. Partisipasi merupakan bentuk aktif secara langsung dalam suatu drama, sedangkan observasi merupakan pengamatan, seperti menonton atau mengamati drama tersebut.

d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan situsi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain. Misalnya seperti seorang guru kimia yang mendemonstrasikan bagaimana hydrogen bisa terpisah dari oksigen dengan menggunakan elektrolisis. Atau seorang guru matematika yang mendemonstrasikan bagaimana menghitung dengan menggunakan sempoa.
e. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamati secara langsung, mencatat, bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi.

f. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil suatu karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat atau benda-benda bersejarah, dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya. Pameran lebih abstrak dibandingkan dengan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri.

g. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.

h. Pengalaman melalui gambar hidup atau film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan kepada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.

i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indera saja yaitu dengan indera pendengaran atau indera penglihatan saja.

j. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambarf, dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.

k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan diperoleh; semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa.

Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebih konkret memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, melalui benda-benda tiruan, pengalaman melalui drama, demonstrasi wisata dan melalui pameran. Hal ini memungkinkan karena siswa dapat secara langsung berhubungan dengan objek yang dipelajari; sedangkan siswa akan lebih abstrak memperoleh pengetahuan melalui benda atau alat perantar seperti televisi, gambar hidup/film, radio/tape recorder, lambang visual, lambang verbal.
Ada beberapa hal positif mengapa harus menggunakan media pembelajaran (Anitah, 2007), yaitu:
a. Proses pembelajaran akan berhasil jika siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut. Dengan perkataan lain, siswalah yang menjadi pusat kegiatan (student centered) dalam pembelajaran, bukan guru. Oleh karena itu diperlukan berbagai fasilitas yang digunakan sebagai media pembelajaran agar dapat lebih mengoptimalkan hasil belajar.

b. Peneliti lain menjelaskan bahwa daya ingat seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh dari indra apa saat ia memperolehnya. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara jumlah pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap indranya.dapat disimpulkan bahwa informasi yang diterima secara auditori (melalui pendengaran) yang paling sedikit tertinggal atau menetap diingatan seseorang (siswa).

C. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapt didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media inidianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi kedalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

d. Dilihat dari keadaannya, media dapat dibagike dalam:
1) Media sederhana (simple media) yaitu media yang dapat dibuat sendiri oleh guru (hand made) dan biasanya tidak memerlukan arus listrik dalam penyajiannya. Termasuk dalam media sederhana, yaitu gambar diam, grafis, display, dan realita.
2) Media canggih (sophisticate media) yaitu media yang hanya dapat dibuat di pabrik dan biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Termasuk dalam media canggih, yaitu radio, tape, TV, CD, VCD, DVD, proyektor, komputer dan lain-lain.
Rudi Bretz (dalam Rahadi, 2003) mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Dari ketiga unsur tersebut Bretz mengklasifikasikannya ke dalam tujuh kelompok, yaitu:
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media Visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak.
Menurut Heinich and Molenda (dalam Supriatna, 2009) terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran, yaitu:
1. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan dan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman suara, dan lainnya.
3. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya.
4. Media proyeksi gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD).
5. Benda-benda tiruan/miniatur. Termasuk di dalamnya benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
6. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu.

D. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu;proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain sebagainya.

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga bisa menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang.
Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang system peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film. Selain itu, media pembelajaran juga bias membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan alat-alat perang, berbagai binatang buas, benda-benda langit, dan lain sebagainya. Untuk menampilakan objek tersebut guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto, atau gambar. Benda-benda yang terlalu kecil, misalkan bakteri, jamur, virus dan lain sebagainya. Untuk mempelajari objek tersebut dapat memanfaatkan mikrosekop, atau microprojector.

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik pethatian siswa terdapat topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi ini, media dapat berfungsi untuk:
a. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas
b. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang
c. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat
d. Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat
e. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komoleks
f. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah dapat ditangkap oleh telinga.
Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
Keempat, media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian materi pelajaran melalui media yang sama akan menerima informasi sama persis dengan yang diterima oleh siswa lainnya. Dengan kata lain, media dapat meminimalisir kesenjangan informasi antar sesama siswa.
Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.

d. Menghemat waktu dan tenaga. Keluhan guru yang selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum tidak akan terjadi jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal. Dan dengan sekali penyajian materi, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran tanpa perlu melakukannya berulang-ulang.

e. Pembelajaran yang dilakukan akan lebih interaktif. Dengan pemilihan dan perancangan yang baik, media akan membantu guru dan siswa untuk melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

f. Kualitas hasil belajar siswa meningkat. Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Pemahaman siswa menjadi lebih baik dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media yang disajikan.

g. Memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun, dan dimanapun.

h. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Melalui media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

i. Merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif. Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian guru akan memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya.
Dari banyaknya keuntungan dan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan media pembelajaran, maka media pembelajaran harus dijadikan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Setiap akan menyampaikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan media mana yang akan digunakan untuk membantu menyampaikan materi tersebut.

E. Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
a. Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau tidak semata mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang mencerminkan pertumbuhan itu.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan penglihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan dan gaya yang berbeda. Guru perlu memperhatikan setiap kemampuan dan gaya tersebut.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana belum tentu tidak memiliku nilai. Setiap media yang dirancang guru perlu memperhatikan efektivitas penggunaannya.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru yang mengoperasikannya. Sering media yang kompleks terutama media-media yang mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya. Media secanggih apa pun tidak akan bisa menolong tanpa kemampuan teknis mengoperasikannya. Oleh karena itulah sebaiknya guru mempelajari dahulu bagaimana mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal ini perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan media bukan menambah siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa belajar.

F. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pelajaran yang dipilih itu tepat, di samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana uraian berikut ini.

1. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media Pengajaran
a. Objektivitas
Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifitas dan efisiensi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.

b. Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan banyak membawa manfaat; bahkan mungkin hanya menambah beban, baik bagi anak didik maupun bagi guru disamping akan membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.

c. Sasaran Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun penggunaannya.

d. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada jiga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan.

e. Kualitas teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap.

f. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.

2. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Nana Sujana dan Ahmat Rivai mengemukakan kriteria dalam memilih media pengajaran, diantaranya:
a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya, bahan pelajaran yang dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan intruksional ini berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analitis, sintetis, lebih mungkin digunakannya media pengajaran.
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.
d. Keterampilan guru dalam menggunakanny; apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media terebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pelajaran berlangsung.
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.